-->

Museum Komodo dan Taman Reptilia

Blog Iman Prabawa - Bagi pencinta satwa maupun anda yang ingin mengajarkan anak agar menyayangi satwa, inilah tempat yang tepat untuk melihat, belajar dan berinteraksi langsung dengan hewan, terutama reptil khas Indonesia.

Mengenal Lebih Dekat Fauna Indonesia

Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah yang lua, terdapat seekor komodo raksasa. Sisik di sekujur tubuhnya berwarna gelap. Tubuhnya yang menjulang berdiri kokoh menghadap ke utara. Komodo sungguhan? Bukan! Komodo berlapir tembaga dengan panjang 72 meter, lebar 25 meter, dan tinggi 23 meter ini adalah replika biawak raksasa khas Indonesia yang dijadikan bangunan Museum Fauna Indonesia Komodo dan Taman Reptilia. Masyarakat mengenalnya sebagai Museum Komodo.

"Museum ini hadir untuk memperkenalkan kekayaan berbagai jenis fauna endemik Indonesia, baik yang hidup di darat, laut dan udara." ujar Suci Sa'adiah, Kepala Museum Fauna Indonesia Komodo dan Taman Reptilia. "Tujuan museum ini adalah agar masyarakat dan dunia tahu bahwa Indonesia sangat kaya akan satwa. Karena itu, museum ini sangat bermanfaat untuk edukasi dan rekreasi, juga wahana konservasi agar satwa-satwa ini tidak punah," jelas Suci.

Di dalam bangunan museum dua lantai yang menempati area seluas 1 hektar ini, terdapat sekitar 500 spesimen satwa opset (satwa mati yang kemudian diawetkan) dari 150 jenis dan koleksi reptil hidup sekitar 200 ekor dari 55 jenis.

Lantai pertama dipakai untku ruang pamer satwa opset yang disimpan dalam lemari pajang. Ragamnya banyak, ada mamalia, reptil, dan insekta. Penataan koleksi dibuat melingkar searah jarum jam. Tepat di bagian tengah, terdapat satwa opset berupa gajah, harimau, beruang dan landak. Sementara itu, di lantai dua, anda bisa menjumpai berbagai opset dari burung-burung asli Indonesia.

Dari mana satwa opset yang diawetkan berasal? Menurut Suci, biasanya hewan tersebut berasal dari penghuni museum yang sebelumnya mati karena sakit. Jadi, satwa opset ini bukan mati karena dibunuh, tapi karena sakit lalu diawetkan.

Di antara satwa opset tersebut adalah landak nokdia asal Papua yang sudah punah. Koleksi ini merupakan salah satu masterpiece musem yang banyak dicari pengunjung. Opset lain adalah harimau Sumatera, fauna lau seperti ikan, kerang, ketam, beruang madu, burung cendrawasih, dan banyak lagi.

Beberapa koleksi museum ini merupakan hibah dari masyarakat yang tidak boleh menyimpan atau memelihara satwa yang dilindungi, baik hidup maupun berbentuk opset. Setelah mengetahui bahwa satwa tertentu tidak boleh dimiliki oleh perorangan, mereka pun menyumbangkan hewan peliharaan tersebut ke museum.

Museum yang diresmikan pada 20 April 1978 awalnya hanya menampilkan berbagai fauna endemik asli Indonesia. Untuk meningkatkan daya tarik pengunjung, diresmikanlan Taman Reptilia sebagai saran penunjang edukasi dan rekreasi.

Taman tersebut terletak di pelataran gedung museum. Sesuai namanya, di tempat ini terdapat aneka reptil yang hidup dalam kandang khusu yang disesuaikan dengan habitat aslinya. Anda bisa menemukan buaya rawa, ragam ular berbisa (seperti ular phyton dan ular sanca), kura-kura, serta iguana dari Brazil. Di bagian belakang, terdapat kandang komodo yang merupakan favorit pengunjung. Di sana, anda bisa melihat dari dekat seekor komodo berusia 14 tahun dari pagar pembatas berdinding batu dengan kedalaman dua meter. Biawak raksasa ini lahir di Kebun Binatang Ragunan, lalu tumbuh dan besar di museum ini.

"Museum ini menjadi semacam show window bagi mereka yang ingin melihat komodo. Kami juga sertakan informasi bagi pengunjung yang ingin melihat komodo secara langsung ke habitat aslinya di Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur," ungkap Suci.

Fasilitas lain yang dimiliki museum ini adalah Taman Sentuh. Di sini terdapat berbagai satwa jinak yang bisa dipegang, diajak foto bersama. Jangan khawatir, satwa-satwa ini sehat dan bersih. Bahkan, anda bisa bertanya langsung mengenai perawatan hewan kepada petugas yang ada.

Museum Komodo juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti berbagai komunitas yang peduli akan pelestarian komodo dan pencinta reptil. Bersama mereka, pihak museum melakukan aktivitas seperti coaching clinic dan edukasi seputar satwa.

Untuk perawatan reptil, Suci mengaku tidak terlalu sulit karena mereka hanya makan seminggu sekali, kecuali kura-kura yang harus diberi makan setiap hari. Pasokan makanan didatangkan khusus dari rekanan museum berupa ayam, marmut dan tikus putih, tergantung spesiesnya.

Selain perawatan yang baik dan hunian yang disesuaikan habitat asli, satwa-satwa hidup di museum ini juga dicarikan pasangan agar mereka bisa tetap bereproduksi. Di sinilah komunitas pencinta satwa diharapkan bekerja sama dengan pihak museum bila mereka memiliki pasangan satwa sejenis. Tujuannya agar satwa tersebut lestari.

Diharapkan, museum ini bisa menggugah kecintaan dan kebanggaan masyarakat terhadap kekayaan fauna di Indonesia. "Melalui museum ini, kami ingin meluruskan anggapan bahwa reptil tidak menjijikkan dan menakutkan. Reptil bisa bersahabat dengan manusia, selama mereka dirawat dan diperlakukan dengan baik, " kata Suci.

Museum ini tepat sebagai media edukasi yang baik bagi anak-anak. Tak heran jika para guru sekolah kerap mengajak siswa mereka ke sini sebagai aplikasi dari teori yang disampaikan di kelas. Di sini, siswa bisa mengenal dan melihat langsung wujud asli satwa yang mereka pelajari di buku teks.

"Di Museum Komodo, anak belajar bagaimana memperlakukan satwa, mengenal habitat aslinya, apa makanannya, apakah masih ada di alam asli atau sudah punah, mana yang berbahaya dan mana yang tidak," ujar Suci.

"Yang tak kalah penting, museum ini ingin menumbuhkan rasa cinta anak-anak terhadap sesama makhluk hidup," tandasnya.

Museum Fauna Indonesia Komodo dan Taman Reptilia
Kompleks TMII, Jakarta Timur 13560
Telp : 021-84009281
Tiket : Rp 15.000,-
Buka : Setiap hari, pukul 09.00-15.30

Sumber : Majalah Media Kawasan May 2015


Baca juga :
  1. Selamat Datang Di Kota Batam
  2. Taman Wisata Alam Mangrove
  3. Hotel Jatinangor Bandung

0 Response to "Museum Komodo dan Taman Reptilia"

Post a Comment

Popular posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel