-->

Beda Bahasa Beda Grammar

Blog Iman Prabawa - Kali ini saya mau sharing aja perjalanan saya di dalam belajar bahasa. Saya sekarang lagi kuliah lagi, bahasa Jepang, nanti saya akan fokus di linguistik, karena nanti akan ada penjurusan, dan saya akan mengambil penjurusan saya lebih kepada linguistik, karena saya ternyata suka dengan linguistik ini.

Linguistik itu apa? Linguistik itu adalah ilmu yang mempelajari mengenai bahasa. Kita kan biasanya kalau ingin belajar bahasa, tahunya hanya grammar atau tata bahasa saja kan ya? Dulu saya juga begitu, mungkin teman-teman ngga semuanya begitu, tapi kalau teman-teman seperti saya yang cuma tahu kalau kita mau mempelajari bahasa kita perlu hanya mempelajari grammar saja, ya berarti teman-teman seperti saya.

Beda Bahasa Beda Grammar

Di dalam perjalanan saya mempelajari bahasa Jepang, saya juga belajar sendiri lagi bahasa Inggris, karena saya juga berpikir nanti akan mengajar dan membuat pengajaran bahasa saya, mengajar bahasa Inggris dan bahasa Jepang. Kalau yang sudah siap mungkin lebih ke bahasa Inggris, karena bahasa Inggris score saya secara score TOEFL sudah di atas 550 yang pernah saya sharingkan di artikel Cara Belajar Bahasa Inggris Dengan Baik.

Sementara kalau bahasa Jepang saya baru saja belajar. Nah ternyata ketika saya baru mempelajari bahasa Jepang ini dan mempelajari cara mengajarkan bahasa Inggris, saya menemukan bahwa ada banyak ketidakefisienan di dalam pengajaran bahasa yang selama ini banyak dilakukan. Hal itu yang mengakibatkan banyak yang frustasi di dalam belajar bahasa.

Saya menemukan video yang bagus dari Mike Johnston yang kemudian saya juga menuliskan artikel mengenai hal tersebut di artikel saya yang berjudul Seni Di Dalam Mengajar, dimana di situ Mike Johnston menjelaskan mengenai banyak dari para guru yang mengajar dengan cara seperti yang dulu mereka diajarkan. Dan cara itu yang terus diulang dan diulang terus hingga saat ini.

Satu yang saya lihat di buku-buku pengajaran bahasa, biasanya kan kita diajarkan bentuk susunan kalimat dalam bahasa asing itu seperti apa, kemudian dengan begitu kita diharapkan sudah bisa membuat kalimat sendiri nantinya. Dan cara ini ternyata saya temukan ketika saya kuliah bahasa Jepang, ketika kita di kelas Kaiwa (Percakapan) kita disuruh membuat percakapan kita sendiri, banyak dari kita yang salah membuatnya. Yang menarik adalah kesalahan yang bukan terjadi karena kesalahan grammar tapi karena kesalahan yang terjadi karena orang Jepang tidak terbiasa menggunakan frase kata seperti itu di dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Dari sini kemudian saya berpikir, oh, kenapa bisa begitu ya? Kemudian saya renungkan terus dan saya renungkan terus. Ternyata saya berakhir pada kesimpulan bahwa memang grammar bahasanya berbeda. Kita terlahir di negara Indonesia dan kita dari kecil sudah bisa berbahasa Indonesia, tanpa sadar sebenarnya grammar bahasa Indonesia sudah tertancap dengan dalam di kepala kita. Sehingga ketika kita belajar bahasa asing lain yang strukturnya berbeda dengan bahasa Indonesia maka kita ketika kita bingung kita akan mengacu kepada grammar dari bahasa yang sudah terbiasa kita gunakan, yaitu bahasa Indonesia.

Contohnya bahasa Jepang, kalau saya buat kalimat, "Saya pergi ke sekolah" maka dalam bahasa Jepang itu adalah "Watashi wa gakkou e ikimasu", dimana watashi itu adalah saya, kemudian gakkou itu adalah sekolah, dan ikimasu itu adalah pergi. Jadi kalau saya artikan kata per kata, maka "watashi wa gakkou e ikimasu" itu "saya sekolah ke pergi", susunannya seperti itu. Aneh ya? Tapi ya memang seperti itu polanya bahasa Jepang.

Dan yang kemudian saya rasakan adalah kita diberikan contoh yang sangat sedikit kemudian diasumsikan bahwa kita sudah akan mengerti dengan contoh kalimat yang sangat sedikit tersebut. Ini yang menurut saya salah, karena grammar bahasa kita yang pertama itu begitu kuat menancap di otak kita, ya jelas karena memang merupakan bahasa pertama yang kita kuasai kan? Kemudian kita juga jarang dijelaskan penggunaan dari kata-kata tersebut, ini yang kemudian saya lihat menonton film dan kemudian menganalisa kapan digunakan bentuk-bentuk tenses dalam bahasa Inggris itu akan membuat kita jadi sadar, oh penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari dan dalam percakapan itu seperti itu tho ternyata, bukan hanya sekedar sangkaan kita saja, karena memang sebenarnya grammar antara bahasa Indonesia dan bahasa asing yang lainnya juga berbeda kan?

Belajar Grammar Membuat Kita Pusing

Nah yang sekarang saya alami juga, di kampus saya, saya mendapatkan pelajaran bahasa Inggris pula. Entah kenapa ketika belajar bahasa Inggris itu malah saya tambah bingung, sama seperti ketika kita belajar bahasa Indonesia. Karena mulai menganalisa kenapa harus pake ini, kenapa yang itu salah.

Misal saya beri contoh kalimat seperti ini,

Saya  ....... roti di kantin.
a. makan            c. termakan
b. dimakan         d. makanan

Nah kalau kita melihat kepada kalimat di atas dan kita diminta memilih dari 4 jawaban tersebut mana yang benar, tentunya mudah untuk kita kan? Tapi kalau saya kemudian saya tanya, kenapa jawaban yang (d) itu salah? Kenapa kalau kita memilih jawaban (d) itu salah? Teman-teman mungkin akan menjawab, karena makanan, aneh jadinya. Mungkin banyak yang menjawab dari segi arti, bukan dari segi tata bahasa atau grammar.

Kalau saya bilang, ngga bisa yang (d) kenapa? Karena Saya itu karena Subjek, dan roti itu adalah objek berarti harus ada kata kerja di situ, yang mana kalau kita lihat kata kerja yang ada dari 4 pilihan jawaban tersebut adalah "makan" jadi itulah mengapa (a) yang benar untuk kasus di atas. Dan kenapa ngga (d)? Karena (d) itu kan bukan kata kerja, melainkan (d) itu adalah kata benda atau noun, jadi ngga masuk kalau kita masukkan noun pada titik-titik di atas.

Nah kalau dijelaskannya dengan cara seperti itu teman-teman jadi bingung ngga? Dijelaskan dari struktur bahasa seperti itu. Kita sebagai orang Indonesia asli, pasti kalau melihat soal itu akan menjawab hanya berdasarkan arti dan yang biasa kita dengar dan kita gunakan saja tho? Biasa kita dengar dan biasa kita gunakan, nah gimana dengan orang asing yang tidak biasa mendengar dan tidak biasa menggunakan? Tentunya ini menjadi sangat sulit sekali buat mereka, dan akhirnya mereka hanya menebak-nebak saja. Begitu juga yang terjadi kepada kita.

Sama seperti misalnya kalau orang bule dikasih soal seperti ini,

Mozart was born in Salzburg ...... 1756
a. at           c. in
b. on          d. by

Nah kalau orang bule akan gampang saja menjawab soal di atas dengan "in", sementara kita mikir, eh ini apa ya? in? atau on? Tapi kalau hari biasanya pakenya on, on Monday.. berarti ini on juga nih! Kita akhirnya nebak, dan SALAH! Sementara orang bule tidak nebak, karena mereka sudah terbiasa menggunakannya di dalam kehidupan sehari-harinya mereka.

Kalau kita sering menggunakan dalam kehidupan sehari-hari, terus dan terus dan terus dan terus maka penggunakan in, on dan at ini tidak akan ada masalah di kita, kita tidak akan bingung kapan menggunakan in, kapan menggunakan on, dan kapan menggunakan at. Orang-orang bule itu juga tidak perlu juga dijelaskan bahwa kalau penggunaan in itu ketika begini ketika begini, karena mereka pake setiap hari, jadi ya mereka tahu aja gitu. Ketika ditanya kenapa gitu? Ada yang bisa menjelaskan dan ada yang tidak bisa, yang tidak bisa menjelaskan ya mungkin mereka akan berbicara, ya memang gitu biasanya kita.

Grammar Itu Untuk Mempermudah

Kalau menurut saya sebenarnya grammar itu untuk mempermudah, bukan untuk membuat bingung. Dan grammar ini sebenarnya ada dua versi, versi untuk orang asing dan versi untuk para native speaker. Kalau grammar yang untuk orang asing, maka sebenarnya grammar ini digunakan untuk mempermudah sebenarnya, sementara kalau grammar untuk para native speaker penggunaannya mungkin untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah.

Seperti kita lihat foto di bawah ini,

Beda Bahasa Beda Grammar

Di bagian atas dari buku grammar tersebut tertulis, "INTERNATIONAL EDITION—Not for sale in the U.S.A", kenapa ada seperti ini? Karena menurut saya itu tadi bahwa grammar untuk orang asing dengan grammar untuk para native speaker itu berbeda.

Kalau untuk orang asing digunakan untuk mempermudah orang asing mempelajari bahasa Inggris, sementara kalau buku grammar untuk para native speaker untuk membahas aturan dengan lebih detail, dan juga membahas apa yang selama ini salah digunakan oleh para native speaker. Dan tentunya buku grammar yang untuk para native speaker jauuuh lebih sulit ketimbang buku grammar yang diperuntukkan bagi orang asing yang mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa kedua mereka.

Kalau grammar untuk orang asing sebenarnya ditujukan untuk mempermudah orang asing untuk mempelajari bahasa Inggris, lalu kenapa kita malah jadi pusing ya kalau mempelajari bahasa Inggris melalui buku-buku grammar itu? Nah berarti sebenarnya ada yang salah dengan cara pengajarannya selama ini kalau begitu.

Hal itu yang sampai saat ini masih saya teliti dan cari apa sih sebenarnya dan dimana sih sebenarnya kesalahannya. Semoga nanti saya bisa menemukannya dan kemudian membuat pengajaran bahasa Inggris yang mudah untuk mereka-mereka yang ingin mempelajari bahasa Inggris ya. Doakan saja!


Baca juga:
  1. Tips Lancar Ngomong Bahasa Inggris
  2. Belajar Bahasa Inggris Lewat Film
  3. Mengenal Personal Pronouns

0 Response to "Beda Bahasa Beda Grammar"

Post a Comment

Popular posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel