-->

Sang Pangeran Dan Pengalaman Terbaiknya

Blog Iman Prabawa - Dahulu kala, hiduplah seorang raja yang memiliki seorang putra mahkota. Raja tersebut sangat sayang pada putranya dan ingin memberikan pendidikan yang terbaik. Bagaimana caranya. Yuk kita ikuti kisahnya di bawah ini..

Sang Pangeran Dan Pengalaman Terbaiknya


Pengalaman Terbaik Sang Pangeran

Sejak lahir, sang pangeran hanya tinggal di kerajaannya sendiri. Karena itu, ia merasa tidak mengetahui banyak hal di luar sana.

Sang raja memang mengirim putranya ke sekolah selama bertahun-tahun, tapi sang pangeran merasa pengetahuannya tidak terlalu berkembang. Maka, raja memanggil seluruh orang bijak di kerajaannya untuk berkonsultasi dengan mereka. Bagaimana agar anak semata wayangnya, pewaris tahta kerajaannya kelak, menjadi orang yang pintar. Mereka pun berdiskusi hingga malam.

Akhirnya, salah seorang penasihat raja memberi usul, "Baginda, pengetahuan tidak hanya didapat dari buku. Kami mengusulkan agar Baginda mengirim sang pangeran dalam perjalanan keliling dunia."

Raja menyukai usulan ini. Ia memerintahkan para pelayannya untuk mempersiapkan keperluan sang pangeran. Mereka menyiapkan seekor kuda hitam yang kuat, sejumlah pakaian yang bagus, dan sekarung penuh uang.

Lantas, pada suatu pagi yang cerah, sang pangeran berangkat meninggalkan kerajaannya.

Pangeran berkelana ke banyak tempat. Karena ia memiliki pikiran yang terbuka, maka otaknya terisi dengan pengetahuan yang didapatnya dari hari ke hari. Di setiap tempat yang ia kunjungi, ia selalu mendapatkan wawasan baru.

Setelah berbulan-bulan melakukan perjalanan, sang pangeran tiba di satu kota. Di pusat kota, ia melihat seorang pedagang keliling sedang menjajakan jualannya. Anehnya, orang yang lalu lalang seakan tidak melihatnya. Karena tertarik, sang pangeran berhenti di dekat si pedagang.

Pertama-tama, pedagang itu mengeluarkan seekor burung berbulu pink yang cantik. "Dijual, dijual!" serunya. "Wahai pedagang, apa gunanya burung ini?" tanya pangeran, penuh rasa ingin tahu.
"Ah, ini burung yang unik, Tuan Muda. Atas perintah pemiliknya, burung ini bisa melantunkan nyanyian yang membuat siapa saja yang mendengarnya langsung tertidur."

Sang pangeran mengangguk-angguk. Bari kali ini ia pernah mendengar ada burung seperti itu. Karena ia berpikir mungkin suaru hari burung tersebut akan berguna, maka kemudian pangeran membelinya.

Si pedagang senang sekali. Ia segera mengambil dagangannya yang kedua, "Berikutnya! Dijual seekor kumbang!"

Kembali pangeran bertanya, apa gunanya kumbang tersebut? Jawab si pedagang, "Oho, kumbang ini bukan kumbang biasa Tuan Muda. Ia bisa menggerogoti dinding setinggi apa pun sampai habis."

Karena ini pun unik, pangeran membelinya. Pedagang itu kembali berseri-seri, dan cepat-cepat mengambil dagangannya yang ketiga yaitu seekor kupu-kupu mungil.

Lagi-lagi pangeran bertanya apa kelebihan kupu-kupu ini? "Ah, sahut si pedagang, "Tuan muda, kupu-kupu ini sangatlah kuat, sehingga ia bisa membawa beban seberat apa pun dengan kedua sayapnya."

Maka pangeran membeli kupu-kupu itu. Ia lantas sibuk membereskan ketiga hewan yang baru dibelinya, mengikat kandang-kandang mereka dan membawanya dengan kudanya.

Ketika ia menoleh kembali, pedagang itu sudah tidak ada. Pangeran hanya mengangkat bahu, lalu menghela kudanya untuk melanjutkan perjalanannya.

Suatu hari, tibalah sang pangeran di sebuah hutan yang lebat. Pohon-pohon di huta itu begitu tinggi dan besar, dengan daun yang rimbun, sehingga sang pangeran tidak dapat melihat arah tujuannya. Ia naik ke atas pohon paling tinggi yang bisa ia temukan, agar bisa melihat dimana ia berada. Dari atas pohon, ia melihat ada menara di depan sana. Ia pun turun dan melanjutkan perjalanan.

Namun, sesampainya di tempat tersebut, alangkah kaget sang pangeran ketika ia mendapati bahwa yang dilihatnya ternyata bukan menara, melainkan tembok tinggi yang mengelilingi tempat para raksasa tinggal. Raksasa yang sangat besar, begitu besar sampai-sampai pucuk kepalanya nyaris menyentuh awan, tampak berjaga-jaga di pintu gerbang.

Sang pangeran bukan penakut. Ia ingin tahu apa yang dijaga para raksasa di dalam sana. Maka, ia mengeluarkan burung yang tadi dibelinya. Ia membawanya ke dekat raksasa itu, lalu berbisik pada burung tersebut, "Bernyanyilah!"

Burung itu bernyanyi, dan seperti janji si pedagang, raksasa yang mendengar nyanyian itu langsung mengantuk. Ia merasa matanya berat, dan tak lama ia jatuh tertidur ke tanah dengan bunyi debum yang kencang.

"Nah, sekarang aku tinggal mencari tahu caranya masuk ke dalam, " pikir sang pangeran. Ia teringat pada hewan kedua yang dibelinya, si kumbang. Apa kata pedagang keliling tadi? Oh ya, kumbang ini sanggup menggerogoti dinding setinggi apa pun.

Sang pangeran mengeluarkan kumbang itu dari kandang kecilnya, lalu ia berkata pada hewan tersebut. "Gerogoti tembok ini sampai habis."

Benarlah, kumbang kecil itu sanggup menggigiti tembok yang tinggi sedikit demi sedikit. Tak lama kemudian, tercipta lubang yang besar di tengah-tengah tembok. Dan pangeran pun lalu masuklah ke dalamnya.

Hal pertama yang dilihatnya adalah bangunan penjara yang mengurung seorang putri cantik di dalamnya. Putri itu sedang menangis.

"Wahai Putri Jelita, kenapa kamu menangis? Sedang apa kamu di rumah para raksasa?" Putri itu kaget, ia sudah lama tidak melihat manusia. "Oh pangeran, aku diculik para raksasa dari kerajaanku. Aku tidak bisa kemana-mana."

"Jangan khawatir," kata pangeran. "Aku akan menyelamatkanmu."
"Bagaimana bisa?" sahut si Putri. "Tempat ini dijaga para raksasa yang sangat kejam."
Tepat setelah itu mengucapkan itu, terdengarlah bunyi debam debum yang menggetarkan tanah. Tak lama, muncul serombongan raksasa yang tampak marah. Mereka sadar ada penyusup yang telah masuk wilayah mereka.

"Tenang Putri!" kata pangeran. "Aku punya senjata ampuh." Ia kembali mengeluarkan burung pink yang tadi dibelinya, dan memintanya bernyanyi. Dalam sekejap, para raksasa yang mendengar lantunan suara sang burung merasa mengantuk.

Mereka jatuh satu demi satu ke tanah. Segera, terdengar bunyi dengkur bersahut-sahutan. Sang pangeran mengeluarkan kumbang yang kemudian menggerogoti dinding-dinding penjara tempat sang putri dikurung, sehingga ia bisa keluar.

"Ayo, cepat, Putri! Mumpung para raksasa tertidur, kita harus segera melarikan diri," kata Pangeran.
"Pangeran, terima kasih sudah menolongku," sahut putri itu, "tapi aku sudah begitu lama terkurung sehingga aku tidak bisa berjalan. Bagaimana aku bisa meloloskan diri?"

Pangeran tampak berpikir. Ia teringat hewan ketiga yang dibelinya, seekor kupu-kupu yang bisa membawa beban seberat apa pun. Maka, dia mengeluarkan hewan itu dari kandangnya.

"Naiklah ke atas kupu-kupu ini, Putri. Ia akan terbang dan membawamu pergi." Awalnya sang putri itu tidak percaya, tapi ia naik juga ke atas kupu-kupu. Sang kupu-kupu mengepakkan sayap-sayapnya dan membawa si putri pergi. Di bawahnya, pangeran memandu jalan dari atas kuda.

Sang pangeran terus memacu kudanya sehingga mereka tida di kerajaan milik ayah pangeran. Melihat putra mahkota mereka pulang dengan selamat, rakyat menyambut dengan gembira. Tentu saja, raja tidak kalah bahagia. Dia senang sekali melihat putranya kini bertambah dewasa, dan pulang ditemani tiga ekor hewan yang unik dan seorang putri yang cantik.

"Putraku, engkau pergi dengan tangan kosong, tapi engkau pulang membawa banyak teman," kata raja. "Yang paling penting, Ayah tahu bahwa engkau pulang dengan membawa wawasan baru."

"Benar, Ayah!" sahut pangeran dengan riang. "Pengalaman adalah guru yang terbaik." Sang pangeran dan putri pun kemudian menikah, namun mereka tetap suka berkelana, karena mereka tak pernah ingin berhenti belajar.


Baca juga :
  1. Cerita Seorang Ayah Yang Bijaksana
  2. Tiga Permintaan Sang Penebang Kayu
  3. Naik Kereta Api Progo

0 Response to "Sang Pangeran Dan Pengalaman Terbaiknya"

Post a Comment

Popular posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel